Sejarah Bukit Widodaren Yang Jarang Diketahui

Pemandangan Dari Bukit Widodaren

Sejarah Bukit Widodaren – Gunung Widodaren Bromo memiliki ketinggian 2614 MDPL. Letaknya berbatasan dengan 5 gunung lainnya sekaligus, yaitu Bromo, Watangan, Batok, Kursi dan Semeru.
Widodaren menjadi salah satu gunung yang terletak di sisi tenggara TNBTS yang statusnya tidak aktif. Untuk mencapai lokasi ini, Anda harus menempuh perjalanan melintasi lautan pasir terlebih dahulu. Bisa dengan naik Jeep maupun sewa motor trail.

Bagi pengendara sepeda motor harap waspada, sudah sering terjadi motor tergelincir karena memang medannya yang berat. Begitu pun dengan yang menyewa Jeep, pastikan sopir memiliki SIM, surat kendaraan lengkap dan mobil sudah uji kelaikan dan pilihlah sesuai penjemputandi paket wisata bromo dari malang. Supaya perjalanan bisa lebih aman dan tenang.

Sejarah Bukit Widodaren Bromo

Gunung Widodaren memiliki banyak sejarah didalamnya dan telah melekat kepada masyarat suku Tengger yang mempercayai kesucian tempat itu. Berikut sejarah Gunung Widodaren dari berbagai macam pandangan:

Asal Muasal Nama Gunung Widodaren

Ada dua versi asal muasal nama Widodaren

• Versi 1: Nama “Widodaren” berasal dari kata “Wido” yang berarti “janda” dan “Daren” yang berarti “bukit”. Menurut cerita masyarakat, gunung ini dulunya merupakan tempat persembunyian seorang janda bangsawan Majapahit yang melarikan diri dari serangan musuh.
• Versi 2: Nama “Widodaren” dikaitkan dengan legenda Roro Anteng dan Joko Seger, pasangan yang memliki 25 anak dan tiga di antara anak-anak mereka tinggal di gua Widodaren, sehingga gua tersebut dianggap suci dan disakralkan.

Bagi Suku Tengger, Gunung Widodaren memiliki nilai spiritual yang tinggi. Dulunya, gunung ini menjadi tempat pertapaan dan meditasi untuk mencapai pencerahan.

Aktivitas Gunung Widodaren

Aktivitas Seru di Gunung Widodaren

Sebelum memulai aktivias di Bromo, anda dapat memesan tiket bromo lewat probolinggo atau pintu masuk lainnya. Cek juga destinasi spot baru di bromo yang tidak kalah indahnya.

1. Mengarungi Kemegahan Lautan Pasir

Perjalanan Anda menuju ke gunung Widodaren Bromo dimulai dengan mengarungi megahnya lautan pasir khas pegunungan Tengger. Gesekan roda kendaraan dengan pasir membuat efek riak dan riuhnya daratan hingga membuat kendaraan agak limbung karena licinnya.

Sejenak Anda bisa meminta sopir Jeep untuk berhenti supaya bisa mengambil foto dan video dengan lebih leluasa. Lautan pasir yang begitu luas sejauh mata memandang, sungguh megah.

2. Menuju Petirtaan yang Tersembunyi

Ada pula goa Widodaren yang tersembunyi dan tak banyak yang tahu selain dari literatur. Oleh karena memang tempat ini sakral untuk peribadatan masyarakat suku Tengger.

Lokasi ini memiliki kontur perbukitan yang curam dengan bebatuan. Ada tebing raksasa tempat masyarakat biasa mengumpulkan air suci.

3.  Petilasan Goa Widodaren

Merupakan sebuah tempat untuk bertapa bagi masyarakat penghayat kepercayaan tradisional di Tengger. Sebetulnya ini bukanlah goa yang besar sekali, namun lebih mirip dengan penampang tebing yang agak menjorok ke dalam.

Lokasi ini dekat dengan petirtaannya. Jika Anda beruntung akan bisa melihat masyarakat yang sedang ibadah. Mereka mengenakan pakaian tradisional khas Tengger. Bunyi-bunyian lonceng akan terdengar saat sang pandhita membunyikannya.

4. Muncak Widodaren

Luasnya kawasan gunung Widodaren Bromo ini membuat tak banyak orang yang mau sekalian summit menuju puncak. Namun sebetulnya karena memang untuk mendaki gunung ini sulit, sebab tipe gunung strato yang berlapis-lapis bukitnya.

Untuk keperluan aerofotografi sudah banyak video beredar dari atas ketinggian. Sangat cantik dan hijau pemandangan dari atas. Masih sangat asri karena belum terjamah manusia.

5. Panorama Lembah yang Keren

Pemandangan gunung Widodaren Bromo juga menampilkan lembah-lembah yang eksotis dan keren. Seperti berbeda dari gunung-gunung lainnya yang ada di dekatnya, Widodaren terasa lebih magis. Apalagi memang masyarakat lokal masih melestarikan kebudayaan dan kepercayaan mereka sehingga nilai sakralnya masih sangat kentara

# Bagikan informasi ini kepada teman Anda